Pages

Nikmatnya Surga Yang Tersembunyi

Bakmi Jawa, makanan enak murah meriah yang jarang ditemui orang

test

test

Herawati, Sang Penari Jalanan

Kisah inspiratif dari seorang Herawati dalam menjalani kehidupannya

Korea Dan Budayanya

Gambaran ringkas mengenai Korea dan budayanya

Chocolate Blackpepper "Chibe"

Coklat dengan sensasi cita rasa berbeda

6.28.2013

SCTV Goes To Campus Institut Manajemen Telkom



Bandung(14/5), SCTV Goes To Campus hari ke-2 telah selesai diselenggarakan di kampus Institut Manajemen Telkom.  Acara yang diselenggarakan pada hari Selasa 14 Mei 2013 ini dihadiri oleh sejumlah orang orang penting diantaranya : Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, LC; Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Jabar, Dr. Dudi Sudradjat Abdurahim, MT; Pimpinan Redaksi Pikiran Rakyat, Drs. Budhiana Kartawijaya; Pimpinan Redaksi SCTV, Nurjaman Mochtar; Ketua Persatuan Wartawan Indonesia Ciamis, Anjar Asmara, S.Sos, SH; Dirut FOKUSjabar.com, Nandiya Pritagisty; Manager News Support Facilities, Merdi Sofwansyah; dan dihadiri pula oleh Ketua Yayasan Pendidikan Telkom (YPT), Ir. Johni Girsang, M.Sc dan Rektor IM Telkom, Dr. Ir. Husni Amani, MM., M.Sc
Acara yang berlangsung sejak jam 9 pagi ini, diawali dengan pengumuman 10 finalis lomba presenter dari 100 peserta lomba yang sudah diseleksi di hari sebelumnya. Dari ke-10 finalis ini harus penyampaian laporan secara langsung didepan kamera dengan topik yang berbeda setiap finalisnya, untuk ditentukan 3 besar sebagai pemenang oleh dewan juri yang diketuai Jeremi Teti.
Sebelum menentukan juara lomba presenter, acara ini juga diisi dengan workshop mengenai “Konvergensi Media Menuju Era Digital”, dengan pembicara Bapak Nurjaman selaku Ketua Jurnalis Liputan 6 dan Bapak Hadi Purnama, M.Si sebagai dosen IM Telkom. Dalam workshop tersebut, Bapak Nurjaman menyampaikan materi dan durasi harus disesuaikan. “Memanjangkan yang pendek dan memendekan yang panjang”
Selain itu beliau juga menyebutkan 3 tugas pokok seorang broadcaster, yaitu menyerdehanakan yang sulit, jangan biarkan penonton berpikir lebih dari satu kali, dan membuat hal yang tidak menarik menjadi menarik. Beliau berpendapat bahwa semua orang dapat menjadi seorang broadcaster, “content adalah kreativitas, siapa yang punya itu dan kreativ akan menjadi raja”
Sementara Baka Hadi Purnama menjelaskan bahwa kunci konvergensi system digital adalah seluruh bentuk informasi data diubah dari format analog menjadi format digital. Dari keseluruhan materi yang disampaikan, beliau menyimpulkan, “konvergensi media sebagai momentum dilihat dari peluangnya bagi masyarakat. Semua itu untuk mengantisipasi masaslah yang muncul dari konvergensi media”
Setelah workshop selesai, dilanjutkan dengan pengumuman juara “citizen journalism” yang diraih oleh Winda, Desy, Wilda sebagai juara 3,  Primayanti, Dena, Amanda sebagai juara 2, sementara kelompok Annisa Aulia Fathin sebagai juara 1.
Selain pengumanan lomba “citizen journalism”, Jeremi Teti juga mengumumkan pemenang lomba presenter yang diraih oleh, Novia Sari Purnama (IM Telkom) sebagai juara 3, Niken Putu Randani (President University) sebagai juara 2 dan Rizki Rahmadani (UIN Bandung) sebagai juara 1. Pengumuman tersebut disiarkan langsung oleh Liputan6 Siang.

6.22.2013

Saat Menebar Mimpi





Film ini merupakan film Bapak Syaiful Halim yang bertemakan politik. Secara garis besar film ini menceritakan mengenai pemilihan umum dan bagaimana perjalanan seseorang yang sangat berambisi dan bermimpi untuk menjadi seorang anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) di Jakarta pada pemilu 2004.  Bambang Warih Kosoema, itulah namanya. Dia merupkan mantan menteri Republik Indonesia dari partai Golkar , tetapi dia memutuskan untuk mundur dari partai tersebut. Akan tetapi, dia kembali mencoba memperjuangkan hak rakyat dengan maju mencalonkan diri sebagai Dewan Perwakilan Daerah pada pemilu 2004.

Dengan bermodalkan uang sekitar Rp. 300 juta, Bambang berusaha mengambil perhatian masyarakat terutama masyarakat kecil dengan terjun langsung menemui masyarakat dan pastinya dengan membawa sejuta janji – janji yang dia umbar kepada masyarakat tentunya agar dia terpilih pada pemilu 2004. Dia menggelar kampanye dimana – mana dengan terus mengumbar janji – janjinya, tidak aneh lagi pasti setiap orang yang ingin menang pemilu pasti memberikan janji – janji setelah nanti mereka terpilih. Bambang mengajukan diri  sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah dari jalur independen. Dia hanya menggunakan dana pribadi dan juga dari donator untuk berkampanye.
Dunia politik memang kejam, seorang Bambang Warih Kosoema yang merupakan mantan seorang menteri seharusnya dapat dengan mudah mendapatkan “kursi” di DPD karena namanya sudah dikenal masyarakat, namun pada kenyataannya Bambang gagal menjadi anggota DPD di Jakarta karena kalah saing dengan calon – calon politik lainnya yang sangat banyak pada saat itu. Menjadi anggota DPD seakan menjadi mimpi besar seorang Bambang Warih Kosoema. Dia terus saja berusaha untuk menyampaikan mimpi – mimpinya kepada rakyat yang dia temui, berharap dia akan terpilih. Pada kenyataannya banyak sekali masyarakat yang tidak percaya dan sudah bosan dengan janji – janji yang diberikan.

6.15.2013

Short Movie - Album




Selama kuliah ini, saya tergabung dalam sebuah club film di Bandung, yaitu "Cut Film". Dari club ini saya banyak mendapatkan pengalaman baru juga mengenai bagaimana cara membuat film pendek, mulai dari penentuan ide, peneulisan naskah, tahap produksi, hingga menjadi sebuah film yang layak untuk ditonton. Setiap periode tertentu juga, club ini mempunyai kegiatan rutin untuk memproduksi sebuah film pendek, yang dibuat dengan membagi anggota club menjadi beberapa kelompok untuk membuat sebuah film pendek. Nah, ini merupakan film pertama saya bersama dengan teman - teman saya selama tergabung dengan club "Cut Film" yang berjudul "Album". Film ini menceritakan pengalaman seseorang ketika dia berusia muda yang menyukai seorang wanita tetapi dia tidak berani untuk mengungkapkannya. Ending dari film ini tidak tertebak, dan berbeda dari pemikiran yang biasanya. Penasaran...? Silahkan tonton sendiri....

Liputan Feature - Herawati Sang Penari Jalanan

Banyak sekali pelajaran yang dapat kita ambil dari kehidupan seorang gadis cilik bernama Herawati, Dia adalah seorang penari jalanan. Setiap harinya dia bersama ayahnya selalu berusaha dengan keras mencari pundi - pundi rupiah dijalanan demi menghidupi kehidupannya. Ini merupakan liputan feature kisah inspiratif dari seorang Herawati penari jalanan yang berusaha mencari nafkah untuk menyambung hidupnya bersama ayahnya sambil tetap melestarikan budaya.

Liputan Sosbud - Kesenjangan Sosial di Bandung

Liputan yang ini merupakan hasil liputan saya bersama dengan teman sekelompok dan juga merupakan tugas dari salah satu mata kuliah dikampus yang mengharuskan untuk membuat libutan mengenai sosial budaya. Saya dan teman saya meliput mengenai kesenjangan sosial yang terjadi di Bandung. Bandung dikenal dengan kota fashion dan juga kuliner, banyak orang uang dengan mudah menghabiskan uangnya hanya untuk berbelanja atau untuk liburan, padahal disisi lain banyak pula yang dengan susah payah harus mengumpulkan uang demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Percaya atau tidak, inilah yang terjadi di Bandung saat ini. Berikut ini liputannya.

Liputan Hukrim - Curanmor Berhasil Ditangkap Polisi

Ini adalah pengalaman pertama saya dalam meliput sebuah berita langsung terjun ke lapangan. Liputan ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah di kampus, yang mengharuskan saya dan teman saya dalam satu kelomppok untuk meliput sebuah berita tentang hukum dan kriminal. Banyak kendala yang didapat ketika dilapangan untuk awal meliput, karena masih awal - awal jadi kami masih bingung harus kemana dulu dan harus menemui siapa dulu, dan kendala lainnya yaitu dalam mengurus surat ijinnya. Tapi akhirnya semua itu dapat diselesaikan dan kami mendapat pengalaman yang baru. Nah, berita Hukrim kami mengenai seorang pencuri motor di daerah Bojong Soang, Bandung yang berhasil ditangkap setelah melakukan aksinya. Dia merupakan seorang residivis mengenai kasus mengeroyokan kepada orang lain sebelumnya. Berikut ini hasil dari liputannya.

Korea dan Budayanya

Negara Korea merupakan salah satu negara yang memiliki budaya yang dikenal hingga keseluruh penjuru dunia. Selain terkenal dengan musik K-POP dan fashionnya yang saat ini menjadi trendsetter diberbagai negara di dunia, Korea juga memiliki berbagai macam kuliner yang banyak diminati. Selain itu, Korea juga memilki berbagai macam kebudayaan khas tradisional yang yang sangat menarik untuk kita ketahui. Berikut ini merupakan pembahasan ringkas mengenai negara Korea dan kebudayaannya .


Chocolate Blackpepper "Chibe"


Dulu, waktu pertama kali saya masuk kuliah, saya pernah mencoba membuat suatu produk untuk dijual bersama teman - teman saya, produk yang dibuat untuk dijual yaitu produk coklat dengan rasa lada hitam/blackpepper yang dibuat secara handmade. Dan kami memberi nama produk itu dengan nama "Chibe" yang diambil dari singkatan "chocolate blackpepper". Awalnya itu merupakan tugas dari suatu mata kuliah dikampus untuk membuat suatu produk yang dapat menarik perhatian masyarakat. Tapi, sewaktu saya dan kelompok saya mempresentasikan produk itu didepan kelas, ternyata mendapatkan respon yang baik. Dan beberapa teman saya menyarankan untuk melanjutkan pembuatan dari produk itu. Sya dan teman saya pun mencoba utntuk membuatnya kembali, tetapi karena dibuat dalam stock yang banyak maka kami merasa kewalahan, dan kami harus menjualnya dengan harga murah. Setelah produk kami terjual, kami menghitung keuntungannya ternyata sangat kecil bila dibandingkan dengan proses produksinya belum termasuk waktu dan tenaganya. Dan waktu itu tepat menjelang ujian semester, jadi kami memutuskan untuk berhenti sampai ujian semester selesai. Tapi, hingga saat ini kami blum memulai kembali membuat produk Chibe itu, tidak tau kenapa yang jelas karena memproduksi lagi membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak. Padahal pada saat itu kami sempat membuat sebuah video dengan konsep "stop motion" sebgai media promosi produknya. 
Berikut ini merupakan video promosi yang sempat kami buat....


Review Film "Carnage"

Gambar
Sinopsis cerita yang dimuat dalam film Carnage sangatlah sederhana. Film yang berudarasi kurang lebih 50 menit ini cocok ditonton untuk para orang tua. Berlatar belakang di lokasi sebuah apartemen di kota New York, Amerika Serikat.
        Film “Carnage” berkisah tentang dua pasangan suami istri yang bertemu untuk berunding usai kedua putra mereka terlibat dalam perkelahian di sekolah. Sayangnya, pertemuan yang digelar untuk mengatasi masalah anak mereka itu justru berakhir dengan bencana. Kedua pasang suami-istri itu saling menyalahkan kemampuan pasangan lain dalam mendidik anak mereka. Tak hanya itu, pertikaian tersebut akhirnya justru memicu masalah dalam kehidupan rumah tangga mereka sendiri. Sebuah pertengkaran yang mengharuskan salah satu anak harus dibawa ke ruang gawat darurat dan kehilangan dua buah giginya.
Orangtua dari anak yang menjadi korban, Michael Longstreet (John C. Reilly) dan Penelope (Jodie Foster), merasa perlu untuk mengundang orang tua dari anak yang menjadi pelaku pemukulan, Alan Cowan (Christoph Waltz) dan Nancy (Kate Winslet) ke apartemen mereka dan membicarakan resolusi terbaik yang dapat diambil dalam menengahi pertengkaran kedua putra mereka. Layaknya orang dewasa, keempat karakter tersebut membicarakan masalah mereka dengan penuh perhatian terhadap anak-anak mereka, hingga akhirnya diskusi tersebut memanas dan kedua pasangan tersebut justru terlibat dalam adu argumen mengenai cara membesarkan anak, masalah pernikahan mereka dan perdamaian dunia.

Gambar

              Film yang ditampilkan oleh keempat aktor dan aktris brilian tersebut telah di setting secara detail oleh pengarahan yaitu Roman Polanski yang begitu jeli dalam mempertahankan ritmen penceritaan dan menjaga intensitasnya sehingga Carnage dapat tampil menarik walaupun hanya menampilkan empat karakter dan satu lokasi cerita.
               Yang menjadi pusat perhatian bukan pada anaknya yang bertengkar, karena itu hanya di awal saja. Tetapi yang sangat penting yaitu  peran orang tuanya. Dan memang penampilan kedua anak tersebut hanya ada di pembukaan film dan di akhir film saja.

Karakteristik pemain :

1. Jodie Foster bermain baik sekali dalam memerankan tokoh tersebut. Ekspresi wajah dan sorot mata serta mimik saat menangis sangat bagus sekali. Dalam hal meluapkan kemarahannya juga tampak meyakinkan seolah-olah sedang berada dalam kondisi yang sangat terpuruk.

2. John C Reilly juga bermain bagus sebagai seorang yang ingin mendamaikan. Sosok wajahnya pas sekali dengan karakter seorang ayah dari kelas sosial yang biasa saja serta pekerjaannya adalah berjualan alat-alat rumah tangga.

3. Kate Winslet tidak kalah bagusnya dalam berperan menjadi seorang broker dengan tampilan pakaian yang modis dan dandanan yang menunjukkan kelasnya. Sikap dan penampilannya palsu untuk menunjukkan status sosialnya.

4. Christoph Waltz juga bermain bagus sebagai seorang pengacara yang banyak berhubungan dengan kliennya melalui handphone. Tiada hari tanpa handphone. Bahkan saat makan pun dibarengi dengan ngobrol di handphone. Begitu handphonenya rusak maka langsung down kondisinya.

Latarbelakang peristiwa ini memang terjadi hanya disebuah apartement saja misalnya ruang tamu, lorong lift, kamar mandi. Sedangkan pemainnya hanya ada empat orang. Sehingga bisa membuat anda bosan dan menganggap film ini jelek. Menurut saya cerita inti film ini bisa menimalisir masalah yang ada. Pesan yg ingin disampaikan film ini cukup baik dan bagus, karena begitu penting. Kualitas aktor dan aktris juga tak perlu diragukan lagi yang sudah sering main di hollywod.

Pesan yang ingin disampaikan dalam film ini jangan hanya mengandalkan emosi saja dan jangan mengejek sesama manusia. Point yang ditekankan dalam film ini kita jangan pernah menyalahkan orang lain tapi lihat lah diri kita sendiri, apakah kita pantas menyalahkan orang lain, atau tidak. Benahi dulu sifat masing2 setiap individu agar menjadi sifat yang baik dan ramah. Selesai kan masalah dengan ketanangan hati. Karakteristik orang tua juga dalam film tersebut, walaupun sudah menjadi orangtua namun suatu saat bila sedang bertengkar maka akan terlihat sifat kekanak-kanakannya. Dan satu lagi, yang namanya anak-anak bila bertengkar hari ini maka esok harinya akan berteman lagi sebagimana mestinya. Hal tersebut ditampilkan pada akhir film. Beda dengan orang tua, apabila bertengkar ujung ujungnya pasti akan selalu bertengkar dan saling cekcok satu sama lain.