Dalam sebuah perusahaan
ternama di Indonesia, terdapat seorang pria yang memiliki sebuah peranan
penting dalam perusahaan tersebut atau seorang pimpinan perusahaan yang bernama
Reno. Dia memiliki sifat yang angkuh, cerdas, perfeksionis, dan sombong. Dia sangat
dibenci oleh semua bawahannya. Tidak ada bawahannya yang tidak dimarahi olehnya
setiap hari. Masalah sepele dan sekecil apapun menjadi masalah besar. Dia ingin
semuanya sempurna. Banyak bawahan yang dipecat olehnya karena hanya masalah
kecil. Oleh karena itu, banyak sekali orang yang membencinya, bahkan ada juga
yang ingin melampiaskan kemarahan mereka dengan membunuhnya.
Pada suatu hari, di
perusahaan itu sedang menjalankan sebuah proyek besar, sehingga Reno harus
menghabiskan waktunya hingga tengah malam untuk menyelesaikan dan memeriksa
seluruh pekerjaan kantor dan saat itu kondisi kantor sangat sepi karena sudah
larut malam. Malam itu tinggal dia dan salah satu stafnya yang bernama Rio yang
masih berada dikantor.Terdengar dengan jelas suara jam yang berdetik. Jam sudah
menunjukan pukul 1 malam. Akhirnya pekerjaan pun telah diselesaikan, dia
memutuskan untuk segera berbegas pulang. Jasnya dia pakai dan bergegas keluar
ruangan. Ketika itu suasana di kantor pada tengah malam sangat mencekam, dan
sangat redup akan cahaya. Dia menghampiri meja Rio yang sedang lembur juga,
tetapi ternyata mejanya sudah kosong dan sudah rapi, itu menandakan bahwa Rio
sudah terlebih dahulu pulang. Dia kembali berjalan menuju ke luar gedung.
Ketika dia melangkah berjalan menelusuri lorong, terdegar langkah lainnya yang
seperti sedang mengikuti. Dia mempercepat langkahnya, dan terdengar langkah
yang mengikuti pun turut mempercepat. Dia mulai gelisah, keringat bercucuran.
Dia berhenti sejenak memperhatikan sekitarnya. Dia terkejut ternyata terdapat
seseorang yang berada dihadapannya dari kejauhan yang terlihat seperti sedang
mengeluarkan suatu benda dari dalam bajunya. Dia terkejut dan bergegas lari
karena dia melihat bayangan sebuah pisau daging di tembok. Dia lari dan orang
itu pun juga lari menghampirinya. Dia pun terjatuh, dan orang itu semakin dekat
menghampiri. Semakin dekat dan semakin dekat lagi menghampiri, dan ternyata itu
adalah Rio yang ternyata belum pulang dari kantor yang sedang membawa sebuah pulpen dan sebuah amplop yang dipegang
bersamaan yang terlihat dibayangan seperti sebuah pisau kotak untuk mencincang
daging. Rio pun menolong dia dan meminta maaf karena mengagetkannya, dia hanya
ingin menyampaikan sebuah pesan memo yang dititipkannya oleh sekretarisnya yang
berisi pesan penting untuk atasannya dari rekan bisnisnya. Dia pun memaki
bawahannya, Rio pun hanya bisa menundukan kepalanya. Akhirnya Rio pun segera meminta
ijin untuk pulang terlebih dahulu. Akhirnya Reno pun melanjutkan langkahnya
untuk pulang. Akan tetapi ternyata masih ada langkah kaki yang mengikutinya.
Dia mengira bahwa itu adalah bawahannya yang tadi, dia pun mulai marah – marah
kembali dan ternyata itu bukanlah bawahannya, Rio. Ada seseorang yang ingin
membunuhnya dengan menggunkan pisau daging. Dia berlari dan orang itu terus
mengejarnya, dan dia terjatuh lagi. Dia tidak bisa berbuat apapun. Ketika pisau
itu akan ditebaskan orang yang ingin membunuhnya itu, tiba – tiba ada seseorang
yang menendang orang itu, dan orang yang menendang itu adalah Rio yang tadi dia
marahi. Rio mencoba menolong atasannya, dan pembunuh itu pun berhasil melarikan
diri.
Berkat kejadian itu, dia
sangat berterima kasih kepada Rio dan semenjak kejadian itu, dia sadar atas
perlakuannya selama ini kepada para bawahannya. Dan saat itu dia berubah
menjadi seseorang yang lebih ramah, dan tidak pernah memarahi bawahannya lagi.
Sebenarnya orang yang ingin membunuh itu merupakan teman dari Rio, dan pembunuh
itu adalah rekan kerja Rio sekaligus anak buah dari Reno sendiri. Rio dan temannya berencana ingin membuatnya
sadar, tidak bermaksud untuk membunuh sebenarnya. Dan semua ini hanyalah sebuah
sekenario yang dibuat untuk merubah perilaku seseorang menjadi lebih baik lagi.
0 comments:
Post a Comment